Perkembangan Anak

Fakta Perilaku Anak dan Cara Membentuk Sifat Positif

Fakta Perilaku Anak dan Cara Membentuk Sifat Positif

Perilaku mengacu pada perbuatan dan tindakan seseorang. Itu meliputi aksi dan reaksi dalam berbagai situasi dan lingkungan sekitarnya. Menangani perilaku anak menjadi salah satu tugas orang tua yang cukup penting. Perilaku atau sikap anak yang normal dapat membuat hidupnya lebih mudah. Bahkan, membantunya sukses di masa depan.

Orang tua harus memahami mana perilaku anak yang normal dan tidak. Hal tersebut dapat diamati bersamaan dengan perkembangan Si Kecil. Perilaku baik sendiri meliputi beberapa hal. Di antaranya:

  • Pengaturan diri: anak memiliki kemampuan untuk menahan serta mengubah emosi, perilaku, fokus, dan aktivitas sesuai dengan situasi.
  • Kemampuan sensorik: pemrosesan akurat dari rangsangan sensorik di tubuh dan lingkungan sekitar anak.
  • Berfungsi secara aktif: Si Kecil memiliki keterampilan berpikir dan penalaran yang baik.
  • Perkembangan emosi: Melibatkan kemampuan untuk merasakan, mengintegrasikan, memahami dan mengatur emosi.

Mengapa Perilaku Anak Sangat Penting?

Perilaku bisa menjadi salah satu cara untuk berkomunikasi. Sebagai contoh, bayi menangis saat lapar dan balita marah saat ada yang mengganggunya. Bunda dan Si Kecil juga mungkin berkomunikasi dengan perilaku setiap hari tanpa disadari.

Anak-anak terkadang kesulitan menyampaikan apa yang mereka rasakan secara verbal. Juga tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu. Pada saat-saat seperti ini lah, Si Kecil mungkin mengungkapkan perasaan atau kebutuhannya melalui perilaku. Tujuannya mungkin untuk mendapatkan perhatian seseorang atau menghentikan aktivitas yang tidak mereka sukai.

Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan perilaku anak. Kata-kata dan tingkah laku Si Kecil akan menajamkan interaksinya dengan orang lain.

 

Tanda-tanda Perilaku Anak Bermasalah

Jika Si Kecil sulit mengendalikan amarah, ia mungkin memiliki masalah emosional

Orang tua terkadang kesulitan membedakan perilaku normal dan bermasalah. Pada kenyataannya, perilaku normal dan abnormal hanya dibatasi dengan garis tipis. Ini karena apa yang dikatakan “normal” bergantung pada proses perkembangan yang sangat bervariasi pada setiap anak di usia yang sama. Sebagai tambahan, perilaku “normal” juga tergantung konteks yang terjadi. Misalnya, seperti nilai-nilai yang diterapkan dalam keluarga, serta latar belakang budaya dan sosialnya.

Anak-anak terus belajar bagaimana mengelola emosi dan menyesuaikan diri dengan ekspektasi orang-orang di sekitar mereka. Namun, terkadang tanpa disadari anak-anak mencoba mencapai tujuan mereka dengan cara yang mungkin menantang dan dianggap agresif oleh orang-orang yang kurang memahaminya. Ini merupakan hal normal dari pertumbuhan dan perkembangan anak.

Meski begitu, ada tanda-tanda perilaku anak bermasalah yang perlu Bunda perhatikan.Sebab, jika diabaikan, itu dapat menjadi masalah serius di masa mendatang. Berikut beberapa ciri perilaku anak yang tidak normal:

  • Sulit mengelola emosi: Meskipun tantrum wajar bagi anak-anak, tapi jika terjadi secara sering, itu harus diperhatikan. Jika Si Kecil tidak dapat mengendalikan amarah dan sering frustasi, ia mungkin memiliki masalah emosional.
  • Kontrol impuls yang buruk: Kontrol impuls berkembang seiring berjalannya waktu. Anak-anak yang menjadi agresif dan sering berkata kasar membutuhkan bantuan khusus untuk mengatur impulsnya.
  • Tidak dapat bersikap disiplin: Hal biasa jika anak-anak sering melakukan kesalahan. Oleh sebab itu, orang tua hadir untuk menerapkan disiplin. Namun, jika Si Kecil terus melakukan kesalahan dan gagal meneraapkan sikap disiplin, maka kemungkinan ada yang bermasalah dengan perilakunya.
  • Kesulitan di sekolah: Saat Si Kecil memiliki kesulitan di sekolah, sebaiknya Bunda tidak mengabaikannya. Itu mungkin menunjukkan gangguan yang mendasari ketidakmampuan anak untuk belajar. Jika Si Kecil sering bertengkar dengan temannya atau kesusahan menangkap pelajaran, itu merupakan peringatan yang harus ditangani dengan serius.
  • Bermasalah dengan interaksi sosial: Ketika perilaku anak mengganggu interaksi sosial, maka Bunda patut khawatir. Normal bagi anak-anak jika bertengkar dengan teman sebayanya, tetapi apabila perilaku Si Kecil sampai menghalangi mereka untuk memiliki teman, itu dapat menjadi masalah. Anak-anak harus bisa mengembangkan dan memelihara hubungan yang sehat dengan temannya.
  • Sering melukai diri sendiri: Anak-anak yang kerap melukai dirinya sendiri, perlu mendapat perhatian khusus. Apabila Bunda melihat Si Kecil sengaja membenturkan kepalanya atau senang bermain dengan api dan alat-alat tajam, sebaiknya konsultasikan dengan psikolog anak.

Jika anak Bunda memiliki tanda-tanda di atas, sebaiknya bicarakan kepada ahli. Mereka dapat membantu Bunda untuk mengetahui apakah perilaku Si Kecil normal atau tidak. Juga apakah ia membutuhkan perawatan khusus. Di rumah, Bunda bisa melakukan beberapa hal untuk mengamati serta membantu anak memiliki perilaku yang baik.

Baca Juga: Mengembangkan Karakter Anak Yang Positif

Menanamkan Perilaku Baik Pada Anak

Bunda memiliki peran penting untuk menanamkan Karakter dan Sifat baik pada anak

Jika ingin Si Kecil menjadi anak santun dan disiplin, Bunda perlu mendorong perilaku baik di dalam dirinya. Ini bukan tugas yang mudah, tetapi menanamkan perilaku baik pada anak sangat penting. Bunda perlu menemukan hal-hal apa yang menarik minat Si Kecil. Dengan begitu, Bunda bisa menyampaikan pesan dan menanamkan sikap baik dengan pendekatan yang menyenangkan. Berikut ada beberapa tips yang bisa dilakukan saat menanamkan perilaku baik pada anak:

1. Menjadi contoh yang baik

Jadikan diri sendiri sebagai model yang baik untuk anak. Si Kecil akan pasti akan mengamati perilaku Bunda di rumah. Jauh lebih penting mencontohkannya langsung dibanding memberi tahunya secara verbal berulang kali. Sebagai contoh, jika ingin Si Kecil menyampaikan “maaf, tolong, terima kasih”, maka Bunda bisa menerapkan sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Gunakan tiga kata ajaib tersebut saat berinteraksi dengan Si Kecil sehingga secara tidak langsung ia akan menirunya.

2. Ciptakan lingkungan yang mendukung perilaku baik

Lingkungan sekitar anak-anak dapat memengaruhi perilaku mereka. Oleh sebab itu, ciptakan lingkungan yang mendukung anak berperilaku positif. Juga lingkungan di mana ia tumbuh dengan baik.

Untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi Si Kecil, Bunda juga harus memastikan agar kesehatan dan kebersihannya terjaga. Gunakan produk-produk dari Cussons Kids yang beragam. Mulai dari body wash, 2 in 1 shampoo and conditioner, cologne, pasta gigi dan sikat gigi. Si Kecil yang sedang aktif pasti membutuhkan produk-produk yang membantunya tetap sehat dan segar setiap hari!

3. Simpel dan Positif

Petunjuk yang Bunda berikan kepada Si Kecil saat mengajarinya tentang perilaku baik, harus singkat, jelas dan sesuai dengan usianya. Dengan begitu, Si Kecil dapat mudah memahami dan mengingatnya. Peraturan yang diterapkan di rumah juga sebaiknya mendorong ke arah yang positif. Dibanding mengatakan “Jangan buka pintunya!”, lebih baik menggunakan kalimat “Tolong tutup pintunya”.

4. Mendengarkan anak dengan aktif

Agar anak merasa didengarkan, tunjukkan ketertarikan Bunda atas cerita yang ia sampaikan. Misalnya dengan mengangguk atau sesekali mengulang apa yang dikatakan Si Kecil. Saat melakukan hal tersebut, Bunda membantu Si Kecil untuk mengatasi emosi dan rasa frustasinya yang kadang dapat memicu perilaku tidak baik. Didengarkan secara aktif membuat anak merasa nyaman dan dihargai sehingga mencegah tantrum.

5. Mudahkan proses komunikasi

Ketika Bunda melihat perilaku anak yang kurang menyenangkan, coba posisikan diri setara dengan Si Kecil. Berlutut di depannya dan komunikasi langsung dengan menatap mata Si Kecil. Cara ini membantu membentuk interaksi yang baik dengan anak.

Komunikasi menjadi salah satu aspek penting dalam membentuk karakter baik pada Si Kecil

6. Tanamkan perilaku baik dengan cara menyenangkan

Saat mengajarkan Si Kecil tentang perilaku baik, Bunda bisa melakukannya dengan cara menyenangkan. Misalnya dengan menggunakan lagu atau permainan. Nah, Bunda bisa mengajak Si Kecil bermain game dari Cussons Kids Play yang bisa diunduh dengan mudah melalui Google Play.

Ada game Amazing Race Through Time With Hot Wheels untuk anak laki-laki dan Rainbow Castle Adventure untuk anak perempuan. Permainan ini dirancang khusus untuk merangsang kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah. Anak pun dapat belajar mengenai perilaku baik sambil bermain. Kedua game tersebut juga dapat mempererat ikatan dan kekompakan Bunda dan Si Kecil dengan cara yang menyenangkan dan penuh petualangan!

7. Hindari pertentangan

Berikan anak pilihan dan biarkan ia menentukan keputusan. Dengan begitu, anak akan merasa memiliki kebebasan dan mandiri. Hormati setiap keputusan anak selama itu tidak berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain. Sebaiknya Bunda tidak memberikan komentar negatif yang dapat memicu selisih pendapat dan konflik.

8. Berikan pujian jika anak berperilaku baik

Jika anak Bunda melihat Si Kecil berperilaku baik dan sesuai keinginan Bunda, berikan umpan balik yang positif kepada dirinya. Sebagai contoh, apabila Bunda melihat anak membereskan kamarnya sendiri setelah bermain, Bunda dapat memujinya dan menunjukkan rasa bangga atas perilakunya tersebut.

Bersamaan dengan itu, jangan langsung memarahi anak dengan kasar jika ia tidak berperilaku sesuai dengan aturan. Beri pengertian kepada Si Kecil dan arahkan ia ke tingkah laku positif. Bunda juga sebaiknya tidak mengejek anak jika ia belum bisa melakukan suatu hal dengan baik. Bimbing Si Kecil agar ia lebih baik ke depannya.

9. Jangan mengingkari janji kepada Si Kecil

Jika selalu menepati janji, Si Kecil akan mempercayai dan menghormati Bunda. Ia yakin Bunda tidak akan mengecewakannya. Si Kecil juga secara tidak langsung berlatih untuk tidak berubah pikiran ketika sudah berjanji. Oleh sebab itu, apabila Bunda sudah berjanji untuk mengajak Si Kecil berjalan-jalan setelah ia membereskan mainannya, maka itu harus ditepati. Jangan mengingkari janji karena itu akan membuat anak kecewa dan nantinya berdampak pada perilakunya karena merasa tidak dimengerti.

10. Hindari ‘menyuap’ anak

Kesalahan utama dan terbesar orang tua adalah ‘menyuap’ atau bahkan ‘mengancam’ anak untuk melakukan sesuatu. Cara ini seolah-olah memberikan pesan kepada anak-anak bahwa masalah mereka dapat diselesaikan dengan ‘bantuan’ pihak ketiga.

11. Beri tahu anak tentang tanggung jawab dan konsekuensi

Seiring bertambahnya usia Si Kecil, Bunda dapat memberikannya tanggung jawab. Ini membantu Si Kecil untuk memahami kewajiban dan konsekuensi atas perilakunya sendiri. Sebagai contoh, jika Si Kecil tidak selesai mengerjakan tugas, maka konsekuensinya ia tidak bisa menonton televisi.

Pada akhirnya, Bunda harus menyadari bahwa setiap anak berbeda. Mungkin cara yang dilakukan setiap orang tua untuk menanamkan perilaku baik kepada anak bisa berbeda-beda. Namun, Bunda bisa mengikuti tips-tips di atas yang memungkinkan untuk dilakukan.

Selain itu, Bunda juga wajib menjaga komunikasi dengan Si Kecil agar memiliki hubungan orang tua dan anak yang sehat. Ketika Bunda mencoba menanamkan perilaku baik pada anak, sangat penting untuk mendengarkan dan mempertimbangkan sudut pandang Si Kecil. Biarkan dia bercerita tentang apa yang dirasakannya.

 

 

 

Leave a Reply

0 Comments

Submit a Comment Cancel reply

Irine RedTree